Mitras DUDI Adakan Finalisasi dan Digitalisasi Instrumen Penyelarasan Satuan Pendidikan dengan Dunia Kerja
Penyelarasan Pendidikan Vokasi menjadi hal yang penting dalam menghadapi tantangan perubahan yang kompleks dalam dunia kerja. Melalui pendekatan yang terpadu dan adaptif, Pendidikan vokasi dapat mengambil peran kunci dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Tantangan terbesar dari satuan pendidikan vokasi adalah memastikan apakah lulusannya dapat langsung bekerja. Untuk itu pentingnya pendidikan vokasi agar dapat mengarahkan setiap lulusan bisa bekerja sesuai dengan kompetensi atau keahliannya,” tutur Ketua Tim Kerja Penyelarasan Pendidikan Vokasi, Sulistio Mukti Cahyono.
“Kami melihat adanya sebuah gap antara standar satuan pendidikan dengan kebutuhan kerja. Gap ini tentunya menjadi tantangan bagi satuan pendidikan, karena itu mitras DUDI mencoba mengambil peran membantu satuan pendidikan vokasi agar nantinya bisa secara mandiri menselaraskan antara standar dan kebutuhan kerja,” tandasnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menyusun pedoman baku yang dapat mengukur kualitas satuan pendidikan. “Sebelum melakukan finalisasi saya harap dapat ditelaah satu per satu. Semoga apa yang dihasilkan dapat segera diaplikasikan dan tentunya bisa bermanfaat untuk satuan pendidikan serta pengambil kebijakan,” imbuh Sulis saat membuka acara Finalisasi dan Digitalisasi Instrumen Penyelarasan, Selasa (14/11).
Untuk diketahui, kegiatan ini merupakan rangkaian dari rancangan kerja penyusunan pedoman penyelarasan bagi satuan pendidikan. Tujuan dari kegiatan ini ialah menyediakan pedoman bagi satuan pendidikan vokasi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan vokasi melalui penyelarasan dengan dunia kerja. Nantinya output dari kegiatan ini dalam waktu dekat, Mitras DUDI akan me-launching aplikasi penyelarasan bagi satuan pendidikan dan dunia usaha dunia industri berbasis website.
Turut hadir sebagai mitra kerja sekaligus tim ahli dari akademisi Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Yogyakarta serta tim pengembang aplikasi. (rob)