Bahas Potensi Lokal, Mitras DUDI Gelar FGD Analisis Keselarasan Pendidikan Vokasi

Balikpapan, Direktorat Mitras DUDI - Dalam rangka meningkatkan relevansi lulusan pendidikan vokasi dengan dunia kerja, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras DUDI) bersama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Analisis Keselarasan Pendidikan Vokasi Berbasis Kewilayahan yang terselenggara di Platinum Hotel and Convention Hall Balikpapan, Selasa (30/4). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara satuan pendidikan vokasi dengan kebutuhan tenaga kerja di daerah.

Pada kesempatan ini, Ketua Tim Penyelerasan Pendidikan Vokasi, Dr. Sulistio Mukti Cahyono, S.E., M.B.A, menyampaikan pentingnya upaya penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia kerja yang terukur. "Kami ingin mengamati secara langsung potensi yang ada di daerah untuk memastikan bahwa lulusan vokasi nantinya akan relevan dengan kebutuhan dunia kerja," ujar Sulis.

Dalam FGD ini, data-data terkait dengan potensi dan kebutuhan tenaga kerja di daerah dikumpulkan dan dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan oleh pemangku kepentingan terkait di tingkat daerah. "Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan yang mendukung penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia kerja," tambahnya.

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Timur (Kadisdik Kaltim) yang mengakui pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan vokasi dengan dunia industri. "Kami berharap kegiatan ini dapat menghasilkan output yang bermanfaat untuk pengembangan pendidikan vokasi di Kalimantan Timur," ujar Surasa, S.Pd., M.Si selaku Kabid Pembinaan Disdikbud yang hadir mewakili Kadisdik Kaltim.

Untuk diketahui, FGD ini turut dihadiri Direktur Pelayanan Dasar Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat, Dr. Suwito, SKM., M.Kes, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Kadisdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Andi Singkeru, perwakilan Satuan Pendidikan Vokasi (SPV) yang terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Perguruan Tinggi Vokasi (PTV), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) serta mintra industri.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan tercipta keselarasan antara lulusan pendidikan vokasi dengan kebutuhan tenaga kerja di daerah, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengurangan tingkat pengangguran. (rob)

 

FGD Analisis Keselarasan Pendidikan Vokasi Wilayah Morotai

Morotai, Direktorat Mitras DUDI - Dihari yang sama turut terselenggara kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk wilayah Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Dihadiri Muchrid Lalatang selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, beliau sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kedatangan Tim dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini bagi kami bagaikan kejatuhan durian runtuh, karena memang sangat jarang pemerintah pusat mengadakan kegiatan untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya vokasi disini. Kami sangat mendorong SMK-SMK khususnya yang diwilayah pulau Morotai untuk terus meningkatkan kualitas lulusannya dengan memperkuat kemitraan dengan industri mitranya,” ujar Muchrid.

 

Seperti diketahui, lanjutnya, kondisi di wilayah Morotai sekolahnya masih banyak kekurangan baik dari sisi sarana-prasarana dan tenaga pendidiknya. “Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang telah berkenan hadir kesini untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan potensi wilayah di Morotai, semoga SMK-SMK kita disini mampu untuk bersaing dengan SMK lain di luar sana,” imbuhnya.

Setali tiga uang, Kapala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai, Ujang Bagindo turut berbagi kendala yang dihadapi selama ini. “Kami memiliki kendala untuk sektor pariwisata di Pulau Morotai, diantaranya sejak dicanangkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Morotai, memang banyak investor yang datang untuk mendirikan hotel, namun seiring dengan berjalannya waktu banyak hotel yang tutup karena kurangnya wisata yang datang, hal ini tentunya berdampak bagi penyerapan lulusan SMK di Pulau Morotai,” tutunya.

“Kami berharap dengan adanya analisis keselarasan ini nantinya dapat memberikan dampak bagi pemangku kepentingan khususnya untuk memetakan kebijakan pengembangan program studi yang sesuai dengan potensi wilayah di Morotai ini,” pungkasnya. (rob)