Tingkatkan Penyelarasan Pendidikan Vokasi: Jawab Tantangan Dunia Kerja yang Terus Berubah

Perkembangan dunia kerja yang dinamis dan terus berubah menuntut lembaga pendidikan vokasi untuk selalu relevan dan siap menghadapi tantangan masa depan. Salah satu cara yang dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan memperkuat penyelarasan antara Satuan Pendidikan Vokasi (SPV) dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga peluang kerja bagi mereka dapat meningkat secara signifikan.

Sebagai langkah nyata dalam mendukung upaya tersebut, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan satuan pendidikan vokasi di Hotel Golden Tulip, Lampung, pada Selasa, 3 September 2024. FGD ini menjadi platform bagi SMK dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di Bandar Lampung untuk bersama-sama mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam penyelarasan pendidikan vokasi dengan DUDI.

Dalam FGD tersebut, Ketua Tim Kerja Penyelarasan, Sulistio Mukti Cahyono yang diwakili oleh Devi Istiyaningrum, memaparkan pentingnya penyelarasan Satuan Pendidikan Vokasi (SPV) dengan DUDI. Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah menjaga konsistensi dalam pelaksanaan penyelarasan dan mendorong partisipasi aktif dari dunia industri. Ia juga menekankan bahwa dunia industri perlu lebih terbuka dalam memberikan peluang kolaborasi dengan pendidikan vokasi, terutama dalam pelaksanaan program magang, peningkatan keterampilan guru, dan evaluasi kurikulum secara berkala.

Selain itu, beberapa solusi yang bisa dilakukan SPV untuk memperkuat relevansi dengan dunia kerja antara lain, memperkuat kerjasama dengan industri secara terus-menerus, melakukan evaluasi dan penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan pasar, mendorong program magang untuk guru agar tetap mengikuti perkembangan teknologi dan industri dan membangun jejaring yang kuat antara lembaga pendidikan vokasi dengan industri di berbagai sektor.

Kegiatan ini juga mengungkapkan salah satu kendala yang dihadapi di wilayah Lampung, di mana banyak industri besar masih belum ada sehingga perlu adanya kolaborasi dengan industri di luar wilayah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Leli dari SMKS Darusy Syafaah, Lampung Tengah, yang menyoroti pentingnya inovasi dan peningkatan keterampilan bagi siswa dan guru.

Muhammad Kadafi, anggota Komisi X DPR RI, turut memberikan pandangannya terkait kemajuan pendidikan vokasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Ia menekankan pentingnya inovasi di sekolah-sekolah vokasi dan kolaborasi erat antara SPV, pemerintah, dan DUDI dalam mendorong perbaikan kualitas pendidikan vokasi.

"Dengan kontribusi dari Lampung dan daerah-daerah lain, kita berharap dapat memperkuat pendidikan vokasi di Indonesia dan menjawab kebutuhan industri masa depan," ujar Kadafi. Harapannya, kegiatan seperti FGD ini dapat terus menjadi jembatan bagi pendidikan vokasi untuk berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, demi menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja.

Melalui kegiatan FGD ini, diharapkan satuan pendidikan vokasi di Lampung dapat terus berkolaborasi dengan dunia usaha dan industri untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi lulusan. Penyelarasan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja adalah kunci untuk memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi memiliki keterampilan yang sesuai dan siap bersaing di era global. (rob)