Tingkatkan Personal Branding Lulusan SMK melalui Fasilitasi Penyelenggaraan Kredensial Mikro SMK
Jakarta, Ditjen Pendidikan Vokasi – Sebagai upaya mendukung penyelarasan pendidikan vokasi pada Sekolah Menengah Kejuruan melalui fasilitasi penyediaan informasi kebutuhan dunia kerja untuk pengembangan model kurikulum operasional oleh Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kemendikbudristek menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Skill Set, Desain Instruksional, dan Kredensial Mikro Berbasis Standar Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 31 Oktober - 3 November 2023 di Hotel Mercure Batavia Jakarta.
Bekerjasama dengan bank pembangunan dan investasi milik Pemerintah Jerman, Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) dan Deutsche Gesselschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia serta didukung stakeholder K/L terkait, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan integrasi pengembangan skill set, desain instruksional (rencana pembelajaran) dan asesmen dalam bentuk kredensial mikro dalam kurikulum operasional SMK. Kredensial mikro dalam hal ini merupakan sertifikasi yang dilakukan oleh sekolah untuk memvalidasi penguasaan keterampilan spesifik yang mengacu pada standar kompetensi kerja sebagai bagian dari materi pembelajaran yang dibuktikan dengan dokumen buku kerja. Pengakuan atas penguasaan siswa diwujudkan dalam bentuk sertifikat, badge, atau bukti digital lainnya oleh sekolah.
“Kegiatan ini dalam rangka validasi penguasaan keterampilan khusus atau skill set tertentu yang memberikan kemudahan proses pengakuan terhadap pencapaian keterampilan yang harapannya dapat fleksibel mengikuti kecepatan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja,” ucap Uuf Brajawidagda, selaku Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI saat membuka acara secara daring.
Ini merupakan, lanjut Uuf, tantangan dalam dinamika kebaruan teknologi dan penerapannya di dunia industri. “Kita harus tetap update terhadap perkembangan teknologi dan utamanya sekolah-sekolah mampu merespon dengan baik. Serta harapannya dari aktifitas ini kita bisa menawarkan satu model yang dapat diadopsi sebagai pilihan SMK untuk dapat menghadapi perkembangan zaman,” imbuhnya.
Dalam laporannya, Sulistio Mukti Cahyono sebagai Ketua Tim Kerja Penyelarasan Pendidikan Vokasi menyampaikan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian enam workshop yang telah dilaksanakan sebelumnya. “Kami ingin mengolah informasi dari dunia kerja dalam konteks penyelarasan atas interaksi SMK dengan mitra industri masing-masing. Serta melalui kegiatan ini dapat mengembangkan standar pendidikan berdasarkan standar kerja untuk proses peningkatan kualitas di SMK,” ujarnya.
“Metode kegiatan ini diisi dengan interaksi antara narasumber dengan para peserta melalui presentasi, diskusi, latihan, asesmen formatif melalui kelas luring, LMS google classroom dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar,” jelasnya.
Penyelenggaraan kredensial mikro yang terintegrasi dalam kurikulum operasional SMK mendorong tumbuhnya self-learning sekaligus membangun personal branding siswa SMK serta dapat mengisi kesenjangan keterampilan satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja. Hal ini nantinya dapat mendukung peningkatan peluang kerja, pengembangan karir dan wirausaha lulusan SMK.
Turut hadir sebagai narasumber, Abdul Malik dari KfW Indonesia dan Surono dari GIZ Indonesia yang memaparkan dan memimpin jalannya kegiatan serta Senior Advisor GIZ Indonesia, Rudi Djumali. Kegiatan ini didukung oleh kehadiran perwakilan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian PPN/Bappenas, KADIN Indonesia, Puskurjar Kemendikbudristek, Direktorat SMK, serta utusan Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi dan peserta dari satuan pendidikan vokasi SMK diantaranya SMKN 2 Cikarang Barat, SMKN 1 Sukabumi, SMKN 1 Bangil, dan SMKN 10 Surabaya. (rob)